Minggu, 08 April 2012

Nama   : Eka Yunita Fitriyani
Npm    : 17511960
Kelas   : 1PA05


ABSTRAKSI

Secara tradisional kimia bahan alam berhubungan dengan isolasi, penentuan struktur dan sintesis senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber alam hayati, namun isolasi penetuan struktur dan sintesis bukanlah akhir kegiatan kimia bahan alam. Dengan perkembangannya teknik-teknik spektroskopi, maka saat ini penentuan struktur senyawa-senyawa alam bioaktif merupakan titik awal semata. Penjelasan tentang interaksi antara molekul substrat yang kecil dengan reseptor biopolymer pada tingkat molekul adalah langkah-langkah berikutnya.
Pada bidang pertanian, analisis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut petani dapat menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan tanaman dapat diganti dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan insektisida.
Namun penggunaan dalam pembasmi hama pun seperti pestisida dan insektisida sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, meskipun kita tahu bahwa manfaat dari pestisida dan insektisida sangat membantu dalam pengolahan produksi tanaman. Namun obat-obatan hama tersebut juga sangat berbahaya untuk kesehatan pernapasan, penyakit pada kulit, berpengaruh pada lingkungan dan dapat mengakibatkan keracunan kronis.










PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kimia merupakan ilmu yang tidak asing lagi dalam bidang sains, ilmu-ilmu sains tergolong dalam ilmu biologi, fisika, geologi, astronomi dan kimia. Namun banyak orang mengatakan matematika juga termasuk dalam ilmu sains, tapi ternyata itu salah. Bahwa matematika bukanlah ilmu sains karena matematika merupakan alat hitung.
Tidak lepas dari matematika, kimia juga merupakan salah satu ilmu yang di dalamnya menggunakan banyak sekali perhitungan, bedanya dari kimia dan matematika, jika matematika hanya sebagai alat hitung namun jika ilmu kimia selain ilmu untuk perhitungan juga di dalamnya banyak membahas tentang alam semesta. Seperti atom, cairan-cairan yang terdapat dibumi, zat-zat yang banyak terkandung dalam obat-obatan, pestisida, dan perlengkapan dalam kehidupan sehari-hari.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga keterkaitan antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainya menjadi sangat erat. Pada perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat, maka banyak inovasi-inovasi baru yang selalu mengikuti ranah kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pertanian, untuk menghasilkan suatu tanaman/tumbuhan yang memuaskan maka terciptalah penemuan bahan kimia dalam pupuk-pupuk dan obat-obatan pestisida lainnya yang dapat membantu menghasilkan tanaman/tumbuhan yang berkualitas. Namun tidak semua bahan kimia itu membantu dalam pemupukan tanaman/tumbuhan, unsur kimia juga mempunyai kekurangan atau sisi negatifnya.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang    didapatkan sebagai berikut :
1.      Apa itu ilmu kimia?
2.      Apa itu teknologi pertanian?
3.      Bagaimana peran dan perkembangan ilmu kimia dalam bidang pertanian?

1.3  Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar dapat membantu para petani atau orang-orang ilmiah lebih mudah mempelajari tentang unsur-unsur kimia dalam pertanian.
2.      Memberikan gambaran mengenai proses pemupukan secara alamiah.


1.4  Manfaat

Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui lebih jelas bagaimana cara pemilihan pupuk yang lebih tepat dalam pemupukan tanaman/tumbuhan.
2.      Memudahkan para petani dan para ilmiah dalam mengefisienkan dan mengefektifkan waktu dalam proses pemupukan hingga pemanenan.






















PEMBAHASAN

A.                Pengertian Kimia
Alkimia adalah potosains yang menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi, kedokteran, mistisisme dan agama. Kata Alkimia berasal dari bahasa Arabal-kimiya atau al-khimiya, yang mungkin dibentuk dari partikel al dan kata bahasa yunani khumeia yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”, “melebur”, “alloy” dan lain-lain (dari kumatos, “yang dituangkan, batang logam”). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata “kemi”, yang berarti “seni mesir”, karena bangsa mesir kuno menyebut negerinya dan dipandang sebagai penyihir sakti diseluruh dunia kuno. Ilmu kimia ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang materi meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahan materi, serta energy yang menyertainya.

B.                 Pengertian Teknologi Pertanian
Teknologi Pertanian merupakan penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya alam untuk kesejahteraan. Filsafatnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang bersifat pragmatic finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan penerapan peralatan bangunan, lingkungan, system produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil produksi.
Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budaya pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna. Peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu secara luas cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada cakupan objek formal dan budidaya sampai pemasaran.

C.                 Ilmu kimia dalam Bidang Pertanian
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai ilmu kimia dalam bidang pertanian, kita akan terlebih dahulu membahas tentang lingkup teknologi pertanian itu sendiri. Teknik pertanian merupakan pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia, dengan demikian dalam sistematika keilmuan bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memecahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian.
Bidang cakupan teknik pertanian antara lain ialah alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian, teknik tanah dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan pelestarian sumberdaya tanah dan air, energy dan elektrifikasi pertanian mencakup prinsip-prinsip teknologi energy dan daya serta penerapannya dalam kegiatan pertanian. Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan dan system pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau pengguna lainnya.
Bahan pangan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama dinegara maju. Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika, mikrobiologi) serta prinsip-prinsip teknik (engineering), ekonomi, dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakan penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi. Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik dalam proses. Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik dalam memepelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari pengolahan pangan.
Sebelum kita membahas bahan-bahan kimia yang terdapat dalam pengolahan dalam bidang pertanian, kita akan sedikit membahas mengenai unsur senyawa yang terdapat pada zat kimia, antara lain senyawa organik dan senyawa anorganik.
Senyawa organik adalah senyawa yang dibangun oleh unsur karbon sebagai kerangka utamanya, senyawa-senyawa ini pada umumnya berasal dari makhluk hidup atau yang terbentuk oleh makhluk hidup (organisme). Senyawa anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari atom karbon, umumnya senyawa ini ditemukan di alam.
Kemudian campuran, campuran diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen adalah campuran serbasama yang materi-materi penyusunannya berinteraksi, namun tidak membentuk zat baru. Campuran heterogen adalah campuran serbaneka, dimana materi-materi penyusunannya tidak berinteraksi, sehingga kita dapat mengamati dengan jelas dari materi penyusun campuran tersebut. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam bidang pertanian antara lain :

Pupuk
Dalam usaha untuk memperoleh makanan, cara yang dilakukan pada manusia dan hewan berbeda dengan tumbuhan. Manusia dan hewan dapat melakukannya dengan cara berpindah tempat, sedangkan tumbuhan bergantung pada tanah tempatnya berada, sedangkan pada tumbuhan berupa unsur anorganik sederhana yang disebut unsur hara.

Unsur hara
Ada sekitar 16 unsur hara yang diperlukan oleh tunbuhan yaitu unsur Makro. Unsure makro adalah unsur hara yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar, yaitu unsur C, H, O, N, P, K, Mg dan Ca. adapun unsur mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit seperti unsur Cl, Fe, Mn, Cu, B, dan Mo.

Jenis pupuk

Pupuk alami :
Pupuk alami terbuat dari bahan-bahan alam, yaitu dari tumbuhan dan kotoran hewan. Ada 3 jenis pupuk organic, yaitu :
Pupuk hijau
yang terbuat dari pucuk daun atau tumbuhan muda yang ditimbun dalam tanah.
Pupuk kandang
yang terbuat dari kotoran hewan ternak seperti ayam, kambing, sapi, kerbau, dan kuda.
Pupuk kompos
terbuat dari bahan-bahan yang merupakan gabungan dari pupuk hijau dan pupuk kandang.
Pupuk buatan :
Pupuk tunggal
 adalah pupuk yang mengandung 1 jenis unsur hara yang di perlukan tumbuhan.
Pupuk majemuk
 adalah pupuk yang mengandung lebih dari 2 unsur hara, seperti NP, NK, dan NPK.

Pestisida

Untuk mencegah dan pembasmi hama tanaman diperlukan zat kimia yang dinamakan pestisida. Ada 4 macam pestisida antara lain :
Insektisida
Insektisida digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan hama serangga, seperti wereng, belalang dan ulat.
Rodentisida
Jenis pestisida ini digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan binatang pengerat (tikus) di lahan pertanian, rumah tangga atau gudang.
Herbisida
Herbisida digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan tanaman pengganggu atau gulma, seperti alang-alang dan rerumputan.
Fungsida
Jenis pestisida ini digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan jamur, contohnya natrium, dipromat dan organ merkuri.

Seputar mengenai pestisida :
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang pertanian penggunaan pestisida juga telah dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi. Dewasa ini pestisida merupakan sarana yang sangat diperlukan. Terutama digunakan untuk melindungi tanaman dan hasil tanaman, ternak maupun ikan dari kerugian yang ditimbulkan oleh berbagai jasad pengganggu. Bahkan oleh sebagian petani, beranggapan bahwa pestisida adalah sebagai “dewa penyelamat” yang sangat vital. Sebab dengan bantuan pestisida, petani meyakini dapat terhindar dari kerugian akibat serangan jasad pengganggu tanaman yang terdiri dari kelompok hama, penyakit maupun gulma. Keyakinan tersebut cenderung memicu penggunaan pestisida dari waktu meningkat dengan pesat.
Jenis pestisida yang dianjurkan digunakan umumnya adalah pestisida yang berdaya bunuh berspektrum luas, yaitu mampu membunuh sebagian besar organism yang dikenainya, termasuk organism berguna seperti musuh alami hama dan organisme bukan target lainnya yang hidup perdampingan dengan organisme pengganggu tanaman.
Dampak negatif pestisida pertanian, memang kita akui pestisida banyak memberi manfaat dan keuntungan. Di antaranya, cepat menurunkan populasi jasad pengganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah di angkut dan di simpan. Manfaat yang lain, secara ekonomi penggunaan pestisida relatif menguntungkan. Namun bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk.
Dibalik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya yang mengerikan. Tak bias di pungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang bijaksana. Kerugian berupa timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokan atas 3 bagian yaitu : 1. Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, 2. Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, 3. Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman.
Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan melalui mulut, kulit dan pernafasan. Sering tidak disadari bahan kimia beracun tersebut masuk kedalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pemebentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang) dan teratogenic (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan).
Kemudian bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan?
Pertanian organik mencerminkan adanya saling ketergantungan antar komunitas ekologi. Manusia sebagai bagian dari komunitas ekologi tidak dapat terlepas dari lingkungannya, karena adanya hubungan yang saling mempengaruhi diantaranya. Hubungan manusia dengan alam yang bersifat saling mempengaruhi tersebut, membawa konsekuensi manusia harus dapat bersahabat dengan alam.
Manusia tidak hanya menerima manfaat dari alam namun harus pula sebaliknya memberikan manfaat bagi alam, atau paling tidak manusia harus mempertahankan kondisi tersebut sebagai upaya mempertahankan keseimbangan alam (lingkungan). Hal ini yang telah dilupakan atau diabaikan oleh sebagian besar manusia yang sedang intens dalam mengembangkan pertanian konvensional.
Tidak dipungkiri bahwa perubahan akan sangat sulit terjadi. Bahkan bila akan terjadi, makan membutuhkan waktu yang sangat lama, paling tidak sama seperti proses dan perkembangan pertumbuhan pertanian konvensional tersebut. Bila balik kesejarah lama, para petani tidak pernah menggunakan bahan (kimia) buatan untuk penyuburan dan kesehatan tanaman. Semua bahan yang digunakan adalah bahan alami, yaitu bahan yang tersedia dalam alam dan diciptakan secara alami.
Katakanlah pupuk yang digunakan adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak, lapukan tenaman, abu dapur dan lain sebagainya. Begitu juga dengan untuk pemberantasan serangan hama dan penyakit, yang digunakan adalah dikendalikan dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti tanaman tuba, termasuk abu dapur dan lain sebagainya. Intinya yang digunakan untuk tanaman adalah bahan yang tidak memberikan dampak negative kepada alam dan lingkungan.
Sejarah mencatat bahwa perkembangan jumlah manusia sangat cepat sementara pertumbuhan sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan hidup manusia berjalan lambat. Sering di ibaratkan bahwa pertumbuhan jumlah manusia seperti deret ukur sementara peningkatan hasil pertanian seperti deret hitung. Sehingga untuk mengatasi kondisi dan perkembangan tersebut manusia memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sadar atau tidak perkembangan iptek tersebut telah menciptakan manusia menjadi pembunuh makhluk hidup lainnya melalui pupuk dan pestisida.
Secara alamiah maupun religius semua manusia memahami akan kondisi tersebut, tetapi desakan ekonomi, desakan hidup mewah dan desakan nafsu keserakahan telah menjadikan sebagian manusia menjadi makhluk penghancur dan makhluk perusak alam. Mereka seolah tidak peduli dengan segala himbauan, segala ancaman, segala peringatan dan segala teriakan para ilmuwan, ahli konservasi maupun komunitas pecinta alam. Mereka asyik mengumpulkan rupiah dan hasil produk yang mereka ciptakan.
Sementara pikiran untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan dengan mengolah dan memprosesnya di dalam negri di anggap tidak penting. Padahal melalui pengembangan dan penigkatan upaya industri pengolahan, perekonomian masyarakat akan lebih cepat tumbuh dan berkembang. Lapangan kerja akan terbuka, nilai tambah akan diperoleh untuk masyarakat kita sendiri, serta ketergantungan akan produk luar akan semakin berkurang.




KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, kemajuan teknologi pertanian saat ini sangat pesat. Terlihat dari proses pengolahan produksi yang semakin berkembang pesat karena adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia yang dapat mempermudah proses pengolahan dan pemupukan tanaman. Dari berbagai obat-obatan pembasmi hama seperti pestisida dan insektisida yang sangat bermanfaat bagi para petani dalam pengolahan dan pemupukan tanamannya, obat-obatan ini dapat secara efektif dan efisien dalam pegolahan tanaman dalam bidang pertanian.
Namun terlepas dari manfaat yang ada dalam obat-obatan tersebut, banyak sekali pengaruh negatif yang terdapat dalam obat-obatan pembasmi hama, selain berpengaruh pada kesehatan manusia, obat-obatan tersebut juga dapat mempengaruhi lingkungan.
Hal ini tidak di sadari oleh masyarakat, yang mereka ketahui hanya manfaatnya saja, padahal jika kita lihat pengaruh negatifnya sangat berbahaya, hal ini dikarenakan masyarakat lebih mementingkan hasil produksi dan hasil mutunya saja tanpa melihat dampak yang ada didalamnya.
































DAFTAR PUSTAKA

http://carabudidaya.com/akibat-pupuk-dan-pestisida-kimia/