Nama :
Eka Yunita Fitriyani
Npm :
17511960
Kelas :
1PA05
ABSTRAKSI
Secara
tradisional kimia bahan alam berhubungan dengan isolasi, penentuan struktur dan
sintesis senyawa-senyawa organik yang berasal dari sumber alam hayati, namun
isolasi penetuan struktur dan sintesis bukanlah akhir kegiatan kimia bahan
alam. Dengan perkembangannya teknik-teknik spektroskopi, maka saat ini
penentuan struktur senyawa-senyawa alam bioaktif merupakan titik awal semata.
Penjelasan tentang interaksi antara molekul substrat yang kecil dengan reseptor
biopolymer pada tingkat molekul adalah langkah-langkah berikutnya.
Pada
bidang pertanian, analisis kimia mampu memberikan informasi tentang kandungan
tanah yang terkait dengan kesuburan tanah, dengan data tersebut petani dapat
menetapkan tumbuhan/tanaman yang tepat. Kekurangan zat-zat yang dibutuhkan
tanaman dapat diganti dengan pupuk buatan, demikian pula dengan serangan hama
dan penyakit dapat menggunakan pestisida dan insektisida.
Namun
penggunaan dalam pembasmi hama pun seperti pestisida dan insektisida sangat
berpengaruh terhadap kesehatan manusia, meskipun kita tahu bahwa manfaat dari
pestisida dan insektisida sangat membantu dalam pengolahan produksi tanaman.
Namun obat-obatan hama tersebut juga sangat berbahaya untuk kesehatan
pernapasan, penyakit pada kulit, berpengaruh pada lingkungan dan dapat
mengakibatkan keracunan kronis.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan ilmu yang tidak
asing lagi dalam bidang sains, ilmu-ilmu sains tergolong dalam ilmu biologi,
fisika, geologi, astronomi dan kimia. Namun banyak orang mengatakan matematika
juga termasuk dalam ilmu sains, tapi ternyata itu salah. Bahwa matematika
bukanlah ilmu sains karena matematika merupakan alat hitung.
Tidak lepas dari matematika, kimia
juga merupakan salah satu ilmu yang di dalamnya menggunakan banyak sekali
perhitungan, bedanya dari kimia dan matematika, jika matematika hanya sebagai
alat hitung namun jika ilmu kimia selain ilmu untuk perhitungan juga di
dalamnya banyak membahas tentang alam semesta. Seperti atom, cairan-cairan yang
terdapat dibumi, zat-zat yang banyak terkandung dalam obat-obatan, pestisida,
dan perlengkapan dalam kehidupan sehari-hari.
Luasnya area ilmu kimia, sehingga
keterkaitan antara satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainya menjadi sangat
erat. Pada perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat, maka banyak
inovasi-inovasi baru yang selalu mengikuti ranah kehidupan masyarakat, termasuk
dalam bidang pertanian, untuk menghasilkan suatu tanaman/tumbuhan yang
memuaskan maka terciptalah penemuan bahan kimia dalam pupuk-pupuk dan
obat-obatan pestisida lainnya yang dapat membantu menghasilkan tanaman/tumbuhan
yang berkualitas. Namun tidak semua bahan kimia itu membantu dalam pemupukan
tanaman/tumbuhan, unsur kimia juga mempunyai kekurangan atau sisi negatifnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang didapatkan sebagai berikut :
1. Apa itu
ilmu kimia?
2. Apa itu
teknologi pertanian?
3. Bagaimana
peran dan perkembangan ilmu kimia dalam bidang pertanian?
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah sebagai berikut :
1. Agar
dapat membantu para petani atau orang-orang ilmiah lebih mudah mempelajari
tentang unsur-unsur kimia dalam pertanian.
2. Memberikan
gambaran mengenai proses pemupukan secara alamiah.
1.4 Manfaat
Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.
Dapat mengetahui lebih jelas bagaimana cara
pemilihan pupuk yang lebih tepat dalam pemupukan tanaman/tumbuhan.
2.
Memudahkan para petani dan para ilmiah dalam mengefisienkan
dan mengefektifkan waktu dalam proses pemupukan hingga pemanenan.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kimia
Alkimia adalah potosains yang
menggabungkan unsur-unsur kimia, fisika, astrologi, seni, semiotika, metalurgi,
kedokteran, mistisisme dan agama. Kata Alkimia berasal dari bahasa
Arabal-kimiya atau al-khimiya, yang mungkin dibentuk dari partikel al dan kata
bahasa yunani khumeia yang berarti “mencetak bersama”, “menuangkan bersama”,
“melebur”, “alloy” dan lain-lain (dari kumatos, “yang dituangkan, batang
logam”). Etimologi lain mengaitkan kata ini dengan kata “kemi”, yang berarti
“seni mesir”, karena bangsa mesir kuno menyebut negerinya dan dipandang sebagai
penyihir sakti diseluruh dunia kuno. Ilmu kimia ialah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang materi meliputi susunan, struktur, sifat dan perubahan
materi, serta energy yang menyertainya.
B.
Pengertian
Teknologi Pertanian
Teknologi Pertanian merupakan
penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka
pendayagunaan secara ekonomis sumber daya pertanian dan sumber daya alam untuk
kesejahteraan. Filsafatnya teknologi pertanian merupakan praktik-empirik yang
bersifat pragmatic finalistik, dilandasi paham mekanistik-vitalistik dengan
penekanan pada objek formal kerekayasaan dalam pembuatan penerapan peralatan
bangunan, lingkungan, system produksi serta pengolahan dan pengamanan hasil
produksi.
Objek formal dalam ilmu pertanian
budidaya reproduksi berada dalam fokus budaya pemeliharaan, pemungutan hasil dari
flora dan fauna. Peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan,
pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil. Oleh sebab itu secara luas
cakupan teknologi pertanian meliputi berbagai penerapan ilmu teknik pada
cakupan objek formal dan budidaya sampai pemasaran.
C.
Ilmu
kimia dalam Bidang Pertanian
Sebelum kita membahas lebih dalam
mengenai ilmu kimia dalam bidang pertanian, kita akan terlebih dahulu membahas
tentang lingkup teknologi pertanian itu sendiri. Teknik pertanian merupakan
pendekatan teknik (engineering) secara luas dalam bidang pertanian sangat
dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan
efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia, dengan demikian dalam sistematika
keilmuan bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memecahkan
berbagai permasalahan di bidang pertanian.
Bidang cakupan teknik pertanian
antara lain ialah alat dan mesin budidaya pertanian, mempelajari penggunaan,
pemeliharaan dan pengembangan alat dan mesin budidaya pertanian, teknik tanah
dan air, menelaah persoalan yang berhubungan dengan irigasi, pengawetan dan
pelestarian sumberdaya tanah dan air, energy dan elektrifikasi pertanian
mencakup prinsip-prinsip teknologi energy dan daya serta penerapannya dalam
kegiatan pertanian. Lingkungan dan bangunan pertanian, mencakup masalah yang
berkaitan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan khusus untuk keperluan
pertanian, termasuk unit penyimpanan tanaman dan peralatan, pusat pengolahan
dan system pengendalian iklim serta sesuai keadaan lingkungan, teknik
pengolahan pangan dan hasil pertanian, penggunaan mesin untuk menyiapkan hasil
pertanian, baik untuk disimpan atau digunakan sebagai bahan pangan atau
pengguna lainnya.
Bahan pangan sebagai salah satu
kebutuhan primer manusia, sangat intensif dijadikan kajian sebagai objek formal
ilmu teknik dan ditopang dengan tuntutan industri, terutama dinegara maju.
Kondisi ini melahirkan cabang bidang ilmu teknologi pangan yang merupakan
penerapan ilmu-ilmu dasar (kimia, fisika, mikrobiologi) serta prinsip-prinsip
teknik (engineering), ekonomi, dan manajemen pada seluruh mata rantai
penggarapan bahan pangan dari sejak pemanenan sampai menjadi hidangan.
Teknologi pangan merupakan
penerapan ilmu dan teknik pada penelitian, produksi, pengolahan, distribusi.
Ilmu terapan yang menjadi landasan pengembangan teknologi pangan meliputi ilmu
pangan, kimia pangan, mikrobiologi pangan, fisika pangan dan teknik dalam
proses. Ilmu pangan merupakan penerapan dasar-dasar biologi, kimia, fisika dan teknik
dalam memepelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan pangan dan
prinsip-prinsip yang mendasari pengolahan pangan.
Sebelum kita membahas bahan-bahan
kimia yang terdapat dalam pengolahan dalam bidang pertanian, kita akan sedikit
membahas mengenai unsur senyawa yang terdapat pada zat kimia, antara lain
senyawa organik dan senyawa anorganik.
Senyawa organik adalah senyawa
yang dibangun oleh unsur karbon sebagai kerangka utamanya, senyawa-senyawa ini
pada umumnya berasal dari makhluk hidup atau yang terbentuk oleh makhluk hidup
(organisme). Senyawa anorganik adalah senyawa-senyawa yang tidak disusun dari
atom karbon, umumnya senyawa ini ditemukan di alam.
Kemudian campuran, campuran
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu campuran homogen dan campuran
heterogen. Campuran homogen adalah campuran serbasama yang materi-materi
penyusunannya berinteraksi, namun tidak membentuk zat baru. Campuran heterogen
adalah campuran serbaneka, dimana materi-materi penyusunannya tidak
berinteraksi, sehingga kita dapat mengamati dengan jelas dari materi penyusun
campuran tersebut. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam bidang pertanian
antara lain :
Pupuk
Dalam
usaha untuk memperoleh makanan, cara yang dilakukan pada manusia dan hewan
berbeda dengan tumbuhan. Manusia dan hewan dapat melakukannya dengan cara
berpindah tempat, sedangkan tumbuhan bergantung pada tanah tempatnya berada,
sedangkan pada tumbuhan berupa unsur anorganik sederhana yang disebut unsur
hara.
Unsur hara
Ada
sekitar 16 unsur hara yang diperlukan oleh tunbuhan yaitu unsur Makro. Unsure
makro adalah unsur hara yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar, yaitu
unsur C, H, O, N, P, K, Mg dan Ca. adapun unsur mikro adalah unsur hara yang
diperlukan dalam jumlah sedikit seperti unsur Cl, Fe, Mn, Cu, B, dan Mo.
Jenis pupuk
Pupuk alami :
Pupuk alami
terbuat dari bahan-bahan alam, yaitu dari tumbuhan dan kotoran hewan. Ada 3
jenis pupuk organic, yaitu :
Pupuk hijau
yang terbuat
dari pucuk daun atau tumbuhan muda yang ditimbun dalam tanah.
Pupuk kandang
yang terbuat
dari kotoran hewan ternak seperti ayam, kambing, sapi, kerbau, dan kuda.
Pupuk kompos
terbuat dari
bahan-bahan yang merupakan gabungan dari pupuk hijau dan pupuk kandang.
Pupuk buatan :
Pupuk tunggal
adalah pupuk yang mengandung 1 jenis unsur hara
yang di perlukan tumbuhan.
Pupuk majemuk
adalah pupuk yang mengandung lebih dari 2
unsur hara, seperti NP, NK, dan NPK.
Pestisida
Untuk mencegah
dan pembasmi hama tanaman diperlukan zat kimia yang dinamakan pestisida. Ada 4
macam pestisida antara lain :
Insektisida
Insektisida
digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan hama serangga, seperti wereng,
belalang dan ulat.
Rodentisida
Jenis pestisida
ini digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan binatang pengerat (tikus) di
lahan pertanian, rumah tangga atau gudang.
Herbisida
Herbisida
digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan tanaman pengganggu atau gulma,
seperti alang-alang dan rerumputan.
Fungsida
Jenis pestisida
ini digunakan untuk mencegah dan membasmi serangan jamur, contohnya natrium, dipromat
dan organ merkuri.
Seputar
mengenai pestisida :
Pestisida secara
umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan
jasad pengganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban
manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan
dan bidang pertanian. Di bidang pertanian penggunaan pestisida juga telah
dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan produksi. Dewasa ini pestisida
merupakan sarana yang sangat diperlukan. Terutama digunakan untuk melindungi
tanaman dan hasil tanaman, ternak maupun ikan dari kerugian yang ditimbulkan
oleh berbagai jasad pengganggu. Bahkan oleh sebagian petani, beranggapan bahwa
pestisida adalah sebagai “dewa penyelamat” yang sangat vital. Sebab dengan
bantuan pestisida, petani meyakini dapat terhindar dari kerugian akibat serangan
jasad pengganggu tanaman yang terdiri dari kelompok hama, penyakit maupun
gulma. Keyakinan tersebut cenderung memicu penggunaan pestisida dari waktu
meningkat dengan pesat.
Jenis
pestisida yang dianjurkan digunakan umumnya adalah pestisida yang berdaya bunuh
berspektrum luas, yaitu mampu membunuh sebagian besar organism yang dikenainya,
termasuk organism berguna seperti musuh alami hama dan organisme bukan target
lainnya yang hidup perdampingan dengan organisme pengganggu tanaman.
Dampak
negatif pestisida pertanian, memang kita akui pestisida banyak memberi manfaat
dan keuntungan. Di antaranya, cepat menurunkan populasi jasad pengganggu
tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara
penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah di angkut dan
di simpan. Manfaat yang lain, secara ekonomi penggunaan pestisida relatif
menguntungkan. Namun bukan berarti penggunaan pestisida tidak menimbulkan
dampak buruk.
Dibalik
manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya
yang mengerikan. Tak bias di pungkiri, bahaya pestisida semakin nyata dirasakan
masyarakat, terlebih akibat penggunaan pestisida yang bijaksana. Kerugian berupa
timbulnya dampak buruk penggunaan pestisida, dapat dikelompokan atas 3 bagian
yaitu : 1. Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, 2.
Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, 3. Pestisida
meningkatkan perkembangan populasi jasad pengganggu tanaman.
Secara
tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan melalui mulut, kulit
dan pernafasan. Sering tidak disadari bahan kimia beracun tersebut masuk
kedalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan
mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis,
ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun.
Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun
dapat bersifat karsiogenic (pemebentukan
jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan
genetik untuk generasi yang akan datang) dan teratogenic (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan).
Kemudian
bagaimana hubungan manusia dengan lingkungan?
Pertanian
organik mencerminkan adanya saling ketergantungan antar komunitas ekologi.
Manusia sebagai bagian dari komunitas ekologi tidak dapat terlepas dari
lingkungannya, karena adanya hubungan yang saling mempengaruhi diantaranya.
Hubungan manusia dengan alam yang bersifat saling mempengaruhi tersebut,
membawa konsekuensi manusia harus dapat bersahabat dengan alam.
Manusia
tidak hanya menerima manfaat dari alam namun harus pula sebaliknya memberikan
manfaat bagi alam, atau paling tidak manusia harus mempertahankan kondisi tersebut
sebagai upaya mempertahankan keseimbangan alam (lingkungan). Hal ini yang telah
dilupakan atau diabaikan oleh sebagian besar manusia yang sedang intens dalam
mengembangkan pertanian konvensional.
Tidak
dipungkiri bahwa perubahan akan sangat sulit terjadi. Bahkan bila akan terjadi,
makan membutuhkan waktu yang sangat lama, paling tidak sama seperti proses dan
perkembangan pertumbuhan pertanian konvensional tersebut. Bila balik kesejarah
lama, para petani tidak pernah menggunakan bahan (kimia) buatan untuk
penyuburan dan kesehatan tanaman. Semua bahan yang digunakan adalah bahan
alami, yaitu bahan yang tersedia dalam alam dan diciptakan secara alami.
Katakanlah
pupuk yang digunakan adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak, lapukan
tenaman, abu dapur dan lain sebagainya. Begitu juga dengan untuk pemberantasan
serangan hama dan penyakit, yang digunakan adalah dikendalikan dengan
menggunakan bahan-bahan alami seperti tanaman tuba, termasuk abu dapur dan lain
sebagainya. Intinya yang digunakan untuk tanaman adalah bahan yang tidak
memberikan dampak negative kepada alam dan lingkungan.
Sejarah
mencatat bahwa perkembangan jumlah manusia sangat cepat sementara pertumbuhan
sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan hidup manusia berjalan lambat. Sering
di ibaratkan bahwa pertumbuhan jumlah manusia seperti deret ukur sementara
peningkatan hasil pertanian seperti deret hitung. Sehingga untuk mengatasi
kondisi dan perkembangan tersebut manusia memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sadar atau tidak perkembangan iptek tersebut telah
menciptakan manusia menjadi pembunuh makhluk hidup lainnya melalui pupuk dan
pestisida.
Secara
alamiah maupun religius semua manusia memahami akan kondisi tersebut, tetapi
desakan ekonomi, desakan hidup mewah dan desakan nafsu keserakahan telah
menjadikan sebagian manusia menjadi makhluk penghancur dan makhluk perusak
alam. Mereka seolah tidak peduli dengan segala himbauan, segala ancaman, segala
peringatan dan segala teriakan para ilmuwan, ahli konservasi maupun komunitas
pecinta alam. Mereka asyik mengumpulkan rupiah dan hasil produk yang mereka
ciptakan.
Sementara
pikiran untuk meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan dengan mengolah
dan memprosesnya di dalam negri di anggap tidak penting. Padahal melalui pengembangan
dan penigkatan upaya industri pengolahan, perekonomian masyarakat akan lebih
cepat tumbuh dan berkembang. Lapangan kerja akan terbuka, nilai tambah akan
diperoleh untuk masyarakat kita sendiri, serta ketergantungan akan produk luar
akan semakin berkurang.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa, kemajuan teknologi pertanian saat ini sangat pesat. Terlihat dari proses
pengolahan produksi yang semakin berkembang pesat karena adanya kemajuan dalam
bidang ilmu kimia yang dapat mempermudah proses pengolahan dan pemupukan
tanaman. Dari berbagai obat-obatan pembasmi hama seperti pestisida dan
insektisida yang sangat bermanfaat bagi para petani dalam pengolahan dan
pemupukan tanamannya, obat-obatan ini dapat secara efektif dan efisien dalam
pegolahan tanaman dalam bidang pertanian.
Namun terlepas dari manfaat yang ada
dalam obat-obatan tersebut, banyak sekali pengaruh negatif yang terdapat dalam
obat-obatan pembasmi hama, selain berpengaruh pada kesehatan manusia,
obat-obatan tersebut juga dapat mempengaruhi lingkungan.
Hal ini tidak di sadari oleh masyarakat,
yang mereka ketahui hanya manfaatnya saja, padahal jika kita lihat pengaruh
negatifnya sangat berbahaya, hal ini dikarenakan masyarakat lebih mementingkan
hasil produksi dan hasil mutunya saja tanpa melihat dampak yang ada didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://carabudidaya.com/akibat-pupuk-dan-pestisida-kimia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar