Kamis, 31 Oktober 2013

tugas ke 2

I.                   Pengorganisasian Struktur Managemen
A.    Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian di definisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber dan lingkungannya. Pengorganisasian merupakan penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagikan pekerjaan kepada setiap keryawan, penetapan departemen-departemen (sub sistem) serta penentuan hubungan-hubungan. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur oreganisasi.

B.     Definisi Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah, yang terdiri atas unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.
Struktur organisasi juga di definisikan sebagai susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi.

C.     Pengorganisasian Sebagai Fungsi Managemen
Pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi managemen yang penting karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah tercapainya suatu tujuan. Pengorganisasian mempersatu padukan orang-orang di dalam kerja yang yang satu dengan yang lainnya untuk saling berhubungan.

II.                Actuating Dalam Managemen
A.    Definisi Actuating
Menurut George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa Actuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Pendapat lain Actuating Adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan dikehendaki secara efektif.

B.     Pentingnya Actuating
Upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan motivasi, agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawab dan mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan, memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan, menjelaskan kebijakan yang ditetapkan dan proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

C.     Prinsip Actuating
-          Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses actuating, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Actuating tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsia ctuating perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
-          Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang  terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
-          Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

III.             Mengendalikan Fungsi Managemen
A.    Definisi Mengendalikan (controlling)
Menurut menurut  Earl P. Strong pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. Menurut Henri Fayol pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah di ambil, perintah yang telah diberikan dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Meurut EFL Breach, pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini terhadap yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana dengan tujuan untuk memastikan kemauan yang memadai dan kinerja yang memuaskan. Menurut GR. Terry pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, manila pelaksanaan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai rencana yaitu selaras dengan rencana. Sedangkan menurut Harold Koontz pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk mencapai mereka yang di capai.

B.     Langkah-langkah Dalam Kontrol
Mockler (1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah :
-          Menetapkan standar dan metode mengukur prestasi kerja
Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
-          Melakukan pengukuran prestasi kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.
-          Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya berada dalam kendali.
-          Mengambil tindakan korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yang terjadi, apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

C.     Tipe-tipe Kontrol
-          Awal (preliminary)
Kadang-kadang disebut kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu pekerjaan dimulai. Kendali ini meyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dengan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk memenuhinya.
-          Saat ini (concurrent)
Berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi dAn aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang dikerjakan dengan tepat.
-          Akhir (post action)
Kadang-kadang disebut dengan kendali feedback, kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.

D.    Kontrol Proses Managemen
Dikemukakan oleh T. Hani Handoko, bahwa proses pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu :
-          Penetapan standar pelaksanaan
-          Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
-          Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
-         Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisaan penyimpangan
-          Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan


Referensi :
Abdul Mukhyi, M dan Saputru, I. (1995). Pengantar Manajemen Umum. Jakarta : Gunadarma.
Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : YPFE-YOGYAKARTA
Afifuddin. (2013). Dasar-dasar manajemen. Bandung : Alfa Beta





Tidak ada komentar:

Posting Komentar