Dibalik senyuman gadis kecil
Buatnya kebahagiaan terbesar adalah kedamaian, karena
selama 17 tahun ini aluna sigadis kecil selalu mengalami ketidak sempurnaan
dalam hidupnya dimulai dari hubungan antara ibu dan ayahnya yang tidak
harmonis.
Pada suatu ketika, diusia menginjak 4 tahun
aluna melihat pertengkaran antara ibu dan ayahnya, aluna merasakan tekanan
batin, aluna hanya bisa menangis, malam itu adalah malam yang sangat kelam bagi
gadis tak berdosa itu.
Esok harinya ayah dan ibu aluna memutuskan untuk
pisah ranjang, disaat aluna sedang duduk menonton televisi tiba-tiba ayahnya
menarik tanganya untuk ikut dengannya, namun ternyata ibu menyegah ayah dan
tetap mempertahankan aluna agar tetap bersama ibunya, dengan tangan membawa
senjata tajam ibu dan ayah bertengkar memperebutkan aluna, hingga aluna lah
yang nyaris menjadi korban dari benda tajam yang ibunya pegang, namun hal itu
bisa dihindari setelah nenek aluna berusaha membawa lari dari perkelahian orang
tuanya.
Saat itu nenek menangis, dan aluna bertanya pada
neneknya, ibu sama ayah kenapa nek?tanya aluna dengan wajah ketakutan, kemudian
nenek menjawab, tidak apa-apa nak, aluna jangan ikut mereka yah aluna ikut
nenek saja,,,
Kemudian tidak lama kemudian nenek membawa pergi
aluna dari rumah orang tuanya untuk dibawa kerumah neneknya, yang ia rasa
disana aluna akan lebih aman.
Beberapa hari setelah pertengkaran itu, ibu
memutuskan untuk bercerai dengan ayah, dan hak asuh aluna jatuh pada ibu.
Ibu yang merasa khawatir akan masa depan aluna,
akhirnya ibu memutuskan untuk menitipkan aluna pada neneknya karena ibunya
harus mencari pekerjaan untuk membiayai kehidupan dan biaya sekolah aluna yang
sebentar lagi akan memasuki sekolah dasar.
Dengan berbekal tekad ibu berangkat ke arab
Saudi, ketika itu ibu sama sekali tidak pernah memberitahukan pada aluna kalau
ibu akan bekerja ketempat yang sejauh itu, suatu ketika andin menanyakan ibunya
namun jawaban nenek selalu pergi sebentar, sampai pada suatu ketika aluna sakit
dan selalu menanyakan ibunya.
Beruntung ibunya masih di Indonesia akhirnya
omnya aluna berusaha nyegah ibunya aluna untuk tidak berangkat ke arab Saudi,
dan setelah itu ibunya sadar bahwa aluna masih butuh perhatian dari ibunya.
Bertahun-tahun ibu menjadi single parent amat
sangat tidak mudah baginya, namun bagi ibu apa pun yang membuat aluna bahagia
ia akan lakukan apa pun untuk peri kecilnya.
Ketika aluna mulai beranjak dewasa, aluna mulai
menanyakan kemana ayahnya, namun ibu selalu menjawab bahwa ayahnya telah
meninggal dunia, ibu melakukan itu semua karena ibu tak ingin melihat anaknya
juga mengalami kepedihan yang ibunya rasakan setelah ditinggalkan oleh ayahnya.
Pada suatu ketika aluna selalu melihat sosok
yang seperti ayah, dan ia yakin ia memang ayahnya, karena banyak ciri fisik
aluna yang mengikuti ayahnya, dari hidungnya yang mancung seperti ayahnya,
postur tubuh yang kecil dan pendek, kulit hitam kecoklatan yang tidak seperti
ibunya memiliki kulit putih langsat.
Karena aluna amat sangat penasaran pada sosok
pria itu, akhirnya andin berusaha mencari tau siapa pria itu sebenarnya. Dan
aluna telah mendapat informasi bahwa memang pria itu adalah ayahnya yang telah
lama meninggalkan aluna dan ibu, namun aluna ragu jika ingin menemui pria yang
ia anggap ayahnya karena ibunya selalu melarang bertemu atau menemui orang yang
tak dikenal.
Di usia aluna yang menginjak 10 tahun, mendengar
bahwa ternyata lelaki itu telah memiliki istri baru dan telah mempunyai anak
perempuan, aluna merasa sedih karena ternyata usahanya untuk mempersatukan
orang tuanya kini pupus dengan berita itu.
Aluna merasa bahwa memang dirinya harus berjuang
dengan ibu tercintanya untuk bisa bertahan hidup dengan hidup pas-pas an, namun
baginya dengan selalu ada disamping ibu saja rasanya adalah kebahagiaan
terbesar.
Beberapa tahun kemudian setelah mendengar kabar
bahwa ayah kandungnya telah menikah dengan wanita lain, aluna kembali lagi
harus merelakan ibunya dipersunting lelaki lain, hatinya semakin hancur, namun
jika memang pernikahan ibu dengan lelaki lain dapat mengobati perih dan meringankan
beban ibu, buat aluna yang penting ibu bahagia.
Dengan senyuman yang terbalut air mata aluna
menyaksikan pernikahan ibunya dengan lelaki yang masih keturunan dari habib
ahmad assegaf, menikahi perjaka yang telah memiliki umur buat ibu tidak masalah
asalkan ibu dapat menutupi biaya anak semata wayangnya agar dapat tercukupi.
Tak lama setelah ibu menikah, ibu memutuskan
untuk tinggal di kota dengan suaminya, dan aluna mau tidak mau harus tinggal
bersama neneknya karena andin harus menyelesaikan sekolahnya.
Semenjak ibu tinggal dengan abah, keseharian
aluna murung dan disetiap kenaikan kelas ia tidak seperti biasanya yang selalu
mendapatkan peringkat satu dikelasnya, karena ia berfikir sudah tidak ada orang
yang sayang lagi dengan dirinya, ibu tidak pernah mengunjungi aluna di desa,
apa lagi ayah entah kemana.
Disuatu hari aluna pergi dari rumah, ia
bertujuan ingin menyusul ibunya ke kota, ternyata dipertengahan jalan ia justru
bertemu dengan sosok lelaki yang ia yakini bahwa ia adalah ayahnya, dengan
perasaan bahagia ia mengahampiri lelaki yang sedang mangkal di pangkalan ojek.
Permisi pak,,”sapa aluna dengan senyuman
ringan”, seketika lelaki itu terkejut dan mengatakan anakku???
Aluna merasa terkejut jika ternyata lelaki itu
memang ayahnya, ayaaaaah,,,”aluna memeluk ayahnya dengan tak kuasa menahan air
matanya”. Tanpa berbicara banyak ayah langsung membawaku untuk menghabiskan
hari itu berdua.
Di tengah perjalanan motor ayah oleng, yang
kemudian tanpa sadar dari arah belakang ada kijang yang melaju kencang dan
langsung menyerempet motor yang aluna dan ayahnya pakai, kemudian mereka
terguling ke tengah jalan dan tidak lama truk tangki melaju kencang dari arah
yang berlawanan dan langsung melindas tubuh aluna dan ayahnya, seketika mereka
tewas di tempat kejadian yang ternyata kejadian itu tepat didepan rumah baru,
mewah milik ibu kandung aluna dengan abah tirinya.
Namun disaat kejadian itu ternyata ibunya sedang
perjalanan menuju desa dimana aluna dan neneknya tinggal, beberapa lama
kemudian pihak kepolisian menghubungi neneknya dan setelah ibunya mendengar
bahwa anaknya telah tiada bersama ayah kandungnya, ibu jatuh pingsan dan sangat
menyesali, mengapa ia meninggalkan anak yang masih membutuhkan perhatian dari
ibu, mengapa ibu dulu melarang andin untuk bertemu ayah dengan mengatakan bahwa
ayah telah meninggal, mengapa ibu menyia-nyiakanmu nak,,”ucap sesal seorang
ibu”.
Kebahagiaan bagi mereka yang menangis, mereka
yang tersakiti, ia dapat bahagia ketika ia dapat menjadikan kepedihan dan ujian
itu sebagai teman hidup dan merupakan tanda
kasih sayang dari sang pencipta, jadikanlah apa yang kamu miliki itu
yang terbaik dan jangan selalu berusaha mencari yang sempurna karena sempurna
hanya milik ALLAH semata.
♪ life is choice
Gadis kecil
Eka yunita fitriyani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar