DATABASE, SIM & SPK
A. Database
1. Perekembangan
Menurut
sejarah sistem pemrosesan basis data terbentuk setelah masa sistem pemrosesan
manual dan sistem pemrosesan berkas. Sistem pemrosesan manual (berbasis kertas)
merupakan bentuk pemrosesan yang menggunakan dasar berupa setumpuk rekaman yang
disimpan pada rak-rak berkas.
Sejak
zaman dulu basis data sudah menjadi fokus yang utama pada aplikasi. Pada awal
tahun 1960 Charles Bachman di perusahaan General Electric mendesain generasi
pertama DBMS yang disebut penyimpanan data terintegrasi (integrated data
store). Dasar untuk model jaringan terbentuk lalu distandarisasi oleh
Conference on data system languages (CODASYL).
Sejak
tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial,
dimana pemrosesan file nya masih berbasis manajemen file tradisional.
Perkembangan computer yang semakin pesat diikuti dengan perkembangan perangkat
lunak untuk aplikasi bisnis, sejak tahun 1970-an sampai awal tahun 1980
manajemen berbasis file tradisional berkembang menjadi manajemen basis data.
Di
dalam manajemen basis data dikenal berbagai model data yang dapat digunakan
untuk mendeskripsikan sebuah data dalam merancang suatu basis data. Manajemen
ini memungkinkan banyak user untuk mengakses data secara bersamaan sehingga
fasilitas yang dimiliki oleh manajemen sudah semakin banyakyaitu fasilitas
pemanipulasian data, kontrol konkurensi data, recovery data, keamanan data dan
didukung dengan fasilitas komunikasi data karena manajemen ini sudah terhubung
dengan suatu jaringan.
Perkembangan
dunia usaha semakin meningkat ditunjang dengan perkembangan komunikasi yang
mempermudah organisasi atau perusahaan untuk mengakses data, sehingga mengubah
manajemen basis data menjadi manajemen basis data tingkat lanjut didukung
dengan fasilitas data warehousing dan fasilitas basis data berbasis web sebagai
salah satu strategi organisasi dalam meningkatkan kinerja dan keuntungan
organisasi.
2. Konsep
Database (Basis data)
merupakan kumpulan dari suatu daya yang tersimpan dan saling berhubungan satu
sama lain tersimpan dalam suatu komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya.
a. Gordon, C. E. (dalam, Santoso &
Susanto, 2000) menjelaskan bahwa database adalah koleksi atau
kumpulan data yang mekanis, terbagi terdefinisi secara formal dan dikontrol
terpusat pada organisasi.
b. C.J. Date (dalam, Santoso &
Susanto, 2000) menyatakan bahwa database adalah koleksi “data
operasional” yang tersimpan dan dipakai oleh sistem aplikasi dari suatu
organisasi.
c. Fabbri (dalam, Santoso &
Susanto, 2000) menyatakan bahwa database adalah sebuah sistem
file-file yang terintegrasi yang mempunyai minimal primary key untuk
pengulangan data.
d. Attre (dalam, Santoso &
Susanto, 2000) menjelaskan bahwa database adalah koleksi
data-data yang saling berhubungan mengenai suatu organisasi/enterprise dengan
macam-macam pemakaiannya.
Konsep Database adalah
suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan
dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Integrasi lagis dari
record-record dalam banyak file ini disebut konsep database yang bertujuan
untuk meminimumkan pengulangan data (duplikasi data artinya data yang sama
disimpan dalam beberapa file) dan mencapai independensi data (kemampuan untuk
membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang
memproses data).
3. Struktur
Macam-macam Struktur Database
a. Struktur database hierarkis (Hierarchical Database Structure),
yaitu struktur kelompok data, subkelompok data dan subkelompok yang lebih kecil
lagi menyerupai cabang-cabang pohon. Seperti cabang-cabang pohon, untuk pindah
dari suatu catatan di suatu cabang kesuatu catatan di cabang lain, system
manajemen database harus kembali ketempat asal percabangan itu. Struktur
hierarkis memanfaatkan sumber daya computer secara efisien saat sebagian besar
catatan dalam database akan digunakan dalam aplikasi.
b. Struktur database jaringan (Network Database Structure)
memungkinkan satu catatan tertentu menunjukan pada catatan lain dalam database,
subkomite database task group CODASYL mengeluarkan spesifikasi struktur
database jaringan pada tahun 1971. Jaringan memecahkan masalah keharusan untuk
kembali kle tempat asal percabangan database, secara konseptual tiap catatan
dalam database dapat memiliki penunjuk ke tiap catatan lain dalam database.
c. Struktur database relational merupakan sistem yang menyerupai
tabel-tabel dan merupakan format yang dapat dipahami secara cepat oleh manajer
dan atau staff professional.
Daftar terbatas penjual sistem manajemen
database relational :
-
IBM
-
Informix Software, Inc
-
Microsoft
-
Oracle Corporation
-
Sybase
4. Keunggulan
dan kelemahan
a. Keunggulan
-
Terkontrolnya kerangkapan data dan
interkonsistensi
-
Terpeliharanya keselarasan data
-
Data dapat dipakai secara bersama-sama
-
Memudahkan penerapan standarisasi
-
Memudahkan penerapan batasan-batasan
pengamanan
-
Terpeliharanya integritas data
-
Terpeliharanya keseimbangan atas perbedaan
kebutuhan data dari setiap aplikasi
-
Program/data independent
b. Kelemahan
-
Mahal dalam implementasinya
-
Rumit/kompleks
-
Penanganan proses rescovery & backup
sulit
-
Kerusakan pada sistem basis data dapat
mempengaruhi departemen yang terkait
5. Peran
database dan DBMS dalam pemecahan masalah
Peranan Database :
Menentukan
kebutuhan data dengan mengikuti pendekatan berorientasi masalah atau pendekatan
model perusahaan.
Peranan DBMS :
Data
yang berulang dalam bentuk multifile duplikat maupun data duplikat dalam satu
file, data dan program menyatu, kebutuhan untuk mengintegrasikan data dari
file-file, kebutuhan untuk memperoleh data secara cepat, kebutuhan untuk
membuat data dengan aman.
6. Contoh
pemrosesan data dalam pemecahan masalah
Dalam
bidang psikologi, khususnya pada bidang Psikologi Industri dan Organisasi
penggunaan database sangatlah dibutuhkan agar dapat memudahkan
pihak HRD untuk melihat atau mengecek data-data yang diperlukan dari seorang
pegawai atau calon pegawai diantara 1000 pegawai yang ada.
Dalam
ruang lingkup sekolah, database sangat dibutuhkan, terlebih
lagi bagi psikolog yang mengatasi anak-anak yang sering bolos disekolah.
Dengan database, dapat memudahkan psikolog untuk mencari beberapa
anak yang sering bolos di sekolah dari ratusan yang ada.
Dalam database terdapat
istilah “attribute” Sebutan untuk mewakili sebuah entity (Suatu
kumpulan orang, tempat, kejadian, aktifitas atau bagian yang terdapat dalam
sebuah organisasi atau informasi yang akan direkam). Misalkan, seorang
mahasiswa atau siswa dapat dilihat atributnya, misalnya npm, nama, alamat,
hobby dan lain-lain. Atribute juga disebut data elemen, data field atau
data item. Ini juga merupakan salah satu pemanfaatan data base untuk lingkup
Psikologi, karena salah satu bidang profesi Psikologi adalah School
Psychologist, misalkan pada suatu organisasi pendidikan terdapat siswa yang
sedang mengalami masalah sering terlambat datang kesekolah, maka tugas seorang
psikolog adalah mengetahui data awal siswa tersebut yang dimiliki sekolah,
setelah itu baru dapat memikirkan langkah atau treatment apa yang baik
digunakan. Dan masih banyak lagi pemanfaatan yang dapat dirasakan dengan
penggunaan data base lainnya, dalam bidang Psikologi maupun bidang lainnya.
B. Sistem
Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM)
bahasa Inggris: management information
system (MIS) adalah sistem
perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi
pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah
bisnis seperti biaya
produk, layanan,
atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen
dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem
informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara
akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode
manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan
keputusan manusia,
misalnya sistem pendukung
keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
Pada dasarnya konsep system organisasional ini
memiliki hubungan antara system dan organisasi. Bagaimana system tersebut dapat
bisa terorganisasi dengan baik. Sistem itu sendiri adalah seperangkat komponen
yang saling berhubungan dan saling bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan.
Sistem informasi adalah kumpulan hardware dan soft ware komputer, prosedur,
dokumentasi, formulir dan orang yang bertanggungjawab untuk memperoleh,
menggerakkan, manajemen, distribusi data dan informasi.
Organisasi di mana orang-orangnya secara
terus-menerus mengembangkan kapasitasnya guna menciptakan hasil yang
benar-benar mereka inginkan, di mana pola-pola berpikir baru dan berkembang
dipupuk, di mana aspirasi kelompok diberi kebebasan, dan di mana orang-orang
secara terus-menerus belajar mempelajari sesuatu secara bersama.
Peranan SIM dalam pemecahan masalah :
1. Seorang
manajer harus tahu apa yang dilakukan oleh suatu sistem sebelum membuat
spesifikasi bagaimana suatu sitem bekerja
2. Memilih
cakupan yang tepat atas keadaan yang dianalisa akan berpengaruh terhadap
masalah apa yang bisa diatasi dan yang tidak
3. Suatu
masalah atau sistem sebenarnya terdiri dari beberapa masalah, sehingga strategi
yang tepat adalah mengurutkan masalah yang besar ke masalah yang kecil
4. Pemecahan
suatu masalah antara satu bagian dengan bagian lain mungkin sekali berbeda,
sehingga pemecahan alternative menunjukan perspektif yang berbeda hendaknya
dibuat dan diperbandingkan sebelum hasil akhir dipilih
5. Masalah
dan pemahamanya berubah ketika dilakukan analisa, sehingga seorang manajer
harus mengambil pendekatan terhadap pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan
komitmen yang terus bertambah terhadap pemecahan masalah tertentu dimana
keputusan adalah berlanjut atau tidak ke tahap berikutnya.
C. Sistem
penunjang keputusan
Berasal dari bahasa inggris decision support system (DSS) adalah bagian dari sistem informasi
berbasis computer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Maksud pembuat keputusan adalah setelah proses perbaikan
akan lebih baik dibandingkan dengan pembuatan keputusan yang hanya mengandalkan
pada intuisi semata.
Ada 4 strategi dalam pembuatan keputusan : (1)
mendapat keahlian, (2) menghilangkan bias pada pertimbangan, (3) penggunaan
model linier, dan (4) melakukan penyesuaian terhadap prediksi yang didasarkan
pada intuisi.
Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan
pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru
muncul pada tahun 1971, yang diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.
Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan
tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer
kepada pengambilan keputusan manajemen.
Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan
yang lain dari MIT, yaitu Peter G.W. Keen bekerja sama dengan Scott Morton
telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem pendukung
keputusan, yaitu :
1. Sistem
harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah
semi terstruktur
2. Sistem
harus dapat mendukung manajer bukan mencoba menggantikannya
3. Sistem
harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer
Sistem
Penunjang Keputusan (Decision Support System) mempunyai peran yang cukup
penting dalam menyelesaikan suatu masalah yang dialami perusahaan. DSS dapat
memperluas dukungan manajer dalam pemecahan masalah, karena DSS membagi masalah
menjadi beberapa struktur untuk membantu manajer mengidentifikasi masalah dan
menyelesaikan masalah tersebut dengan keputusan yang tepat.
Referensi
:
Basyaib,
F. (2013). Teori pembuatan keputusan.
Jakarta: Gramedia widiasarana Indonesia
Santoso, S & Susanto, B. 2000. Aplikasi Access
dalam Pengolaan Data Personalia. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar