1.
Riwayat
Hidup Singkat
Copernicus adalah seorang astronom,
matematikawan, dan ekonom berkebangsaan polandia. Dibawah kekuasaan suatu ordo
kristen bernama Ordo Teutonicum, nama aslinya adalah Niklas Koppernikg (Mikolaj
Kopernik, dalam bahasa polandia). Ayahnya seorang saudagar yang berdagang di
Torun, Ibu Copernicus bernama Barbara Watzenrode, mempunyai empat anak,
Nicolaus adalah si bungsu. Sewaktu Nicolas berusia 11 tahun, ayahnya meninggal.
Seorang paman bernama Lucas Waczenrode, mengasuh nicolaus dan saudara-saudara kandungnya.
Pendidikan
Nicolaus dimulai dikampung halamannya, tetapi akhirnya dilanjutkan di chelmno,
disana belajar bahasa latin dan mempelajari karya para penulis kuno. Pada usia
18 tahun, ia pindah ke Krakow ibukota polandia. Setelah ia menyelesaikan pendidikannya
di Krakow, paman dari nicolaus, yang pada waktu itu telah menjadi uskup di
Warmia, memintanya untuk pindah ke Frombork, sebuah kota di Laut Baltik.
Waczenrode ingin kemenakanya menduduki jabatan staf katedral. Nicolaus yang berusia 23 tahun ingin
memuaskan dahaganya akan pengetahuan dan berhasil membujuk pamannya untuk
mengizinkan dia mempelajari hukum
gereja,
kedokteran, dan matematika di berbagai
universitas di Bologna dan Padua, Italia. Di sana, Nicolaus
bergabung dengan astronom Domenico Maria Novara dan filsuf Pietro Pomponazzi. Sejarawan Stanisław Brzostkiewicz mengatakan
bahwa ajaran Pomponazzi telah "membebaskan pikiran astronom muda ini dari
cengkraman ideologi abad pertengahan".
2.
Karya
– Karya
Beberapa
karya-karya dari coperenicus adalah sebagai berikut:
a.
On
the Revolutions of the Heavenly Spheres
Mengenai
perputaran bola-bola langit, yang diterbitkan pada tahun 1543. Mengenai
pandangan yang dinyatakan dalam karyanya ini, Christoph Clavius, seorang imam
Yesuit pada ke-16, mengatakan, “Teori Copernicus memuat banyak pernyataan yang tidak
masuk akal atau salah”. Teolog jerman, Martin Luther, menyayangkan, “Si dungu
itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronom”.
b.
Commentariolus
Sebuah
rangkuman singkat tentang gagasannya dalam memperbaiki dan melengkapi berbagai
argumen dan rumus matematika yang menopang teorinya.
c.
De
revolutionibus orbium coelestium
Karya
ini merupakan sebuah dokumen tulisan tangan orisinil Copernicus yang disimpan
di Universitas Jagiellonian di Krakow, Polandia. Yang awalnya belum mempunyai
judul, namun pada tahun 1536, Kardinal Sconberg menyurati copernicus, mendesak
untuk menerbitkan catatan lengkap gagasannya. Kemudian pada tahun 1542 Georg
Joachim Rhaticus, membawa pulang salinan manuskrip itu ke jerman dan
menyerahkannya kepada seorang tukang cetak bernama Petraeius dan seorang juru
tulis sekaligus korektor tipografi bernama Andreas Osiander. Dan kemudian
manuskrip karya copernicus di beri judul oleh Osiander yaitu de revolutionibus orbium coelestium, mengenai
Perputaran Bola-Bola Langit. Dengan frasa “bola-bola langit”, osiander
menyiratkan bahwa karya itu dipengaruhi oleh gagasan Aristoteles. Osiander juga
menulis kata pengantar anonim, yang menyatakan bahwa hipotesis dalam buku ini
bukanlah artikel tentang iman dan belum tentu benar.
3. Ajaran
Berawal
dan dilatar belakangi dari pandangan geosentris yang kamudian munculah
pandangan copernicus yaitu pandangan heliosentris yaitu Matahari sebagai pusat
alam semesta.
Latar
belakang pandangan heliosentris yaitu : Pandangan
geosentris Pandangan ini memandang Bumi sebagai pusat Jagat
Raya, meyakini bahwa semua benda langit mengelilingi bumi dan bumi merupakan
pusat kekuatan alam semesta. Tokohnya: Anaximander ( 526 SM ),Thales – Yunani (
546 SM )
Pada awalnya, manusia menganggap bahwa bumi mempunyai
kedudukan istimewa dialam semesta ini, karena melihat karena matahari terbit
disebelah timur, pada tengah hari ada ditengah kepala kita dan terbenam
disebelah barat. Hal ini berarti matahari mengitari bumi anggapan ini pula yang
mendasari hipotesis “geosentris” dari ptolomeus.
Ptolomeus (70-147 SM) telah
berusaha dijelaskan gerak bulan, planet, dan matahari ini dengan menempatkan
pada gerak planet, matahari, dan bulan pada lapisan yang berotasi mengelilingi
bumi. Pandangan ptolomeus yang memandang bumi sebagai alam semesta dinamakan
pandangan atau “hipotasis geosentris”. Pandangan ini bertahan lama sekali
sampai dengan abad pertengahan.
Di dalam astronomi bola, geosentrik adalah cara memandang/mendefinisikan
posisi benda-benda langit dengan Bumi sebagai pusatnya.Karena jarak obyek-obyek
langitbegitu sangat besar jikadibandingkandengan ukuranBumi, maka posisinya
pada bolalangit seringkali harusdidefinisikan tidak lagibergantung pada posisi pengamat
di permukaan bumi, tetapi Bumi sendirilah yang menjadi pusatnya. Kebanyakan tata
koordinat langit merupakan tata koordinat yang geosentrik. Hal ini dilakukan
untuk kemudahan semata.Istilah geosentrik sering merujuk juga pada " teori
geosentrik", yaitu sebuah model alam semesta dimana Bumi adalah pusatnya.
Pemahaman manusia akan alam semesta semakin bertambah
seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dulu manusia mengira posisi Bumi kita begitu istimewa, sebagai pusat alam
semesta, dan sebagai pusat perputaran seluruh benda-benda langit.
Gerak benda-benda langit menjadi
rumit untuk dijelaskan dalam kerangka geosentris. Pandangan geosentris ini
kemudian digusur oleh pandangan
heliosentris yang menyatakan bahwa pusat jagat raya adalah matahari , benda
langit lainnya beredar mengelilingi matahari.
Tokoh yang pertama mengemukakan
bahwa bumi mengelilingi matahari (heliosentris) adalah Aristarchus, namun
karena gagasan ini tidak mendapat tanggapan dan dukungan dari masyarakat,
terutama karena tidak ada orang yang dapat membuktikan bahwa bumi sedang
bergerak melakukan rotasi ataupun mengelilingi matahari. Kemudian gagasan ini
mulai dikembangkan oleh nicolaus copernicus didalam bukunya “De Revolusionibus
Orbium Celestium”, Pandangan heliosetris ini menempatkan Matahari sebagai pusat
alam semesta dan pusat peredaran seluruh benda-benda langit, menggantikan
posisi yang dulu ditempati oleh Bumi dalam pandangan geosentris.
Konsep Heliosentris itu sendiri dikenal dipopulerkan
oleh Copernicus (ilmuwan Eropa). Namun tidak dapat dipungkiri, dalam merumuskan
konsep tersebut ia turut mengadopsi pemikiran dan perhitungan para ilmuwan
sebelumnya. Hingga saat ini konsep Heliosentris-lah yang terbukti benar secara
empiris dan tidak ada fakta yang bertentangan dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nicolauscopernicus.http://id.wikipedia.org/wiki
Historian-01.http://duniaastronomi.com/wp-content/uploads/2010/02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar