I.
PENGERTIAN
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil
menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan
maksud si pembicara atau penulis. Kalimat efektif harus
dpat dimengerti oleh orang lain.
Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai
kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan
antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan
yakni
1. Ketepatan pilihan kata
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat
4. Ketepatan makna kalimat
1. Ketepatan pilihan kata
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat
4. Ketepatan makna kalimat
II.
CIRI-CIRI
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif mempunyai sifat /
ciri, yaitu :
1. Kesatuan atau kepaduan (Unity)
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya
adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kesatuan
kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek - predikat, predikat –
objek, dan predikat – keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang
panjang tidak mempunyai S atau P. hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai
kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan
baik oleh pembaca atau pendengar.
Contoh:
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif. (tidak efektif)
Makalah ini membahas kalimat efektif. (efektif)
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif. (tidak efektif)
Makalah ini membahas kalimat efektif. (efektif)
2. Kehematan atau Kesepadanan (Economy)
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu
unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki kesepadanan dalam
pemakaian struktur bahasa. Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang
digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan
hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat
kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata
yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah
menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa
kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan
Contoh:
Eka (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Eka (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan
Subjek
Contoh:
Dea pergi ke kampus, kemudian Dea pergi ke perpustakaan(tidak efektif)
Dea pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
Contoh:
Dea pergi ke kampus, kemudian Dea pergi ke perpustakaan(tidak efektif)
Dea pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
3. Penekanan atau Ketegasan (Emphasis)
Ketegasan atau penekanan ialah suatu
perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.
Meletakkan
kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
b.
Membuat
urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan
pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d.
Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e.
Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel – lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
4. Keparalelan atau
Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan
bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama
menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya
harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
5.
Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan
Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran
ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif karena yang dimaksud terkenal mahasiswanya atau perguruan tingginya)
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif karena yang dimaksud terkenal mahasiswanya atau perguruan tingginya)
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
6.
Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
dengan mudah dipahami dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk mengefektifkan waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk mengefektifkan waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
III.
MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT
Berikut ini adalah beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam
penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1.
Tidak memiliki subjek atau kurangnya unsur kalimat
Contoh : a . di sekolah kami mengadakan pentas seni. (tidak ada subjek)
Contoh : a . di sekolah kami mengadakan pentas seni. (tidak ada subjek)
Perbaikan: Sekolah kami(S) mengadakan(P) pentas
seni(O).
b.
Negara Indonesia yang kaya akan minyak dan gas bumi. (hanya
subjek)
Perbaikan:
Negara Indonesia(s) kaya(p) akan minyak dan gas bumi(o)
2. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah
kalimat :
Saya
rajin belajar agar
supaya sukses di masa depan.
Perbaikan: Saya rajin belajar agar sukses
di masa depan.
3. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’
struktur kalimat :
Kepada
orang yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
Perbaikan:
Orang yang
bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
4.
Penggunaan
imbuhan yang kacau :
Ia diperingati oleh dosen agar mengerjakan tugasnya.
Perbaikan:
Ia diperingatkan oleh doseb agar mengerjakan tugasnya.
5. Kalimat tidak selesai :
Rumah yang besar yang terbakar itu.
Perbaikan: Rumah yang besar itu terbakar.
6. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
Kita
harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
Perbaikan: Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.
Beberapa cotoh kata yang ejaan
penulisannya sering salah:
- tau
à tahu - negri à
negeri
- kepilih à
terpilih - faham à
paham
- ketinggal à tertinggal - himbau
à imbau
- gimana à
bagaimana - silahkan à silakan
- jaman à
zaman - antri à
antre
- trampil à
terampil - disyahkan à
disahkan
7. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan
‘yang mana’ :
-
Saya menyukainya di
mana sifat-sifatnya sangat baik.
Perbaikan: Saya menyukainya karena
sifat-sifatnya sangat baik.
-
Manusia membutuhkan
makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh.
Perbaikan: Manusia membutuhkan makanan
yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
8.
Penggunaan
kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan
perlawanan musuh.
Perbaikan: Tendangan Ricky Jakob berhasil
mematahkan perlawanan musuh.
9.
Pilihan
kata yang tidak tepat :
Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan
waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
Perbaikan: Dalam kunjungan itu Presiden
Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.
10. Kalimat ambigu
yang dapat menimbulkan salah arti :
Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang
Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan
salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus?
Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
Perbaikan: Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya
Melarikan Diri.
11. Pengulangan kata yang tidak perlu :
Dalam
setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
Perbaikan:
Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.
12.
Kata
‘kalau’ yang dipakai secara salah :
Dokter
itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
Perbaikan: Dokter itu mengatakan bahwa
penyakit AIDS sangat berbahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar