Senin, 07 Mei 2012

belajar mencintai indonesia


I.                        PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Kalimat efektif harus dpat dimengerti oleh orang lain. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Kalimat efektif dituntut oleh empat ketepatan yakni 
1. Ketepatan pilihan kata 
2. Ketepatan bentuk kata
3. Ketepatan pola kalimat 
4. Ketepatan makna kalimat 
II.                     CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif mempunyai  sifat / ciri, yaitu :
1.    Kesatuan atau kepaduan (Unity)
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kesatuan kalimat bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek - predikat, predikat – objek, dan predikat – keterangan. Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai S atau P. hal seperti ini hendaknya dihindarkan oleh pemakai kalimat agar kesatuan gagasan yang hendak disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.
Contoh:
Makalah ini membahas tentang kalimat efektif. (tidak efektif)
Makalah ini membahas kalimat efektif. (efektif)


2.    Kehematan atau Kesepadanan (Economy)
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki kesepadanan dalam pemakaian struktur bahasa. Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan
Contoh:
Eka (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Dea pergi ke kampus, kemudian Dea pergi ke perpustakaan(tidak efektif)
Dea pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

3.    Penekanan atau Ketegasan (Emphasis)
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a.       Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di    awal kalimat).
Contoh:
 Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada    kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)

b.      Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)

c.  Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.

d.   Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.

e.       Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –  lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.

4. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
  Contoh:
  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.    (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

5.    Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

            Dalam membuat kalimat  efektif  jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif karena yang dimaksud terkenal mahasiswanya atau perguruan tingginya)
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

6.    Kelogisan
  Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk mengefektifkan waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)









III.              MEMBETULKAN DAN MENGEFEKTIFKAN KALIMAT

Berikut ini adalah beberapa pola kesalahan yang umum terjadi dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.
1.      Tidak memiliki subjek atau kurangnya unsur kalimat
Contoh : a . di sekolah kami mengadakan pentas seni. (tidak ada subjek)
Perbaikan: Sekolah kami(S) mengadakan(P) pentas seni(O).  
b.      Negara Indonesia  yang kaya akan minyak dan gas bumi. (hanya subjek)
Perbaikan: Negara Indonesia(s) kaya(p) akan minyak dan gas bumi(o)
2 Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :
         Saya rajin belajar  agar supaya sukses di masa depan.
       Perbaikan:  Saya rajin belajar  agar sukses di masa depan.
3.  Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :
       Kepada orang yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
       Perbaikan: Orang yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
4.      Penggunaan imbuhan yang kacau :
Ia diperingati oleh dosen agar mengerjakan tugasnya.
Perbaikan: Ia diperingatkan oleh doseb agar mengerjakan tugasnya.
            5.  Kalimat tidak selesai :
       Rumah yang besar yang terbakar itu.
       Perbaikan: Rumah yang besar itu terbakar.
6.  Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :
       Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.   
       Perbaikan: Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.
       Beberapa cotoh kata yang ejaan penulisannya sering salah:

        -      tau             à  tahu                              -   negri         à  negeri
      -     kepilih       à  terpilih                          -   faham       à  paham
      -     ketinggal   à  tertinggal                                   -   himbau     à  imbau
      -     gimana      à  bagaimana                    -   silahkan    à  silakan
      -     jaman        à  zaman                          -   antri                      à  antre
      -     trampil       à  terampil                                   -   disyahkan à  disahkan
7.   Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
-          Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
Perbaikan: Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.
-          Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
Perbaikan: Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
8.         Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
      Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan     musuh.
Perbaikan: Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
9.         Pilihan kata yang tidak tepat :
Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk berbincang bincang dengan masyarakat.
Perbaikan: Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan masyarakat.


10.  Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :
            Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
Perbaikan: Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri.
11.  Pengulangan kata yang tidak perlu :
                Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
            Perbaikan: Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.
12.  Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :
                Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
Perbaikan: Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar