Senin, 07 Mei 2012

mengenal psikologi


.   Pengertian Psikologi
Ditinjau dari segi ilmu bahasa, kata psikologi berasal dari kata psyche artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dengan pendekatan ilmiah dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

2.2.   Metode Penelitian Dalam Psikologi
Diantara metode-metode dalam psikologi adalah sebagai berikut:
2.2.1.      Eksperimen
Metode Eksperimental ini mencari hukum-hukum berbagai tingkah laku yang dilakukan di dalam laboratorium psikologi. Penekanan pada metode eksperimental ini tertuju pada eksperimenter (pelaku eksperimen) dalam melakukan eksperimen harus menguasai situasi, artinya bahwa situasi dalam eksperimen adalah sengaja dibuat. Ide dasar dibalik metode eksperimen adalah metode yang terus terang, metode eksperimen mempunyai rumusan suatu hipotesa yang dapat diuji, artinya meneliti kejadian-kejadian yang dapat diamati.



3
   Seorang eksperimenter melakukan suatu eksperimen :
1.      Mengubah atau menvariasi kejadian-kejadian yang dihipotesakan mempunyai suatu efek.
2.      Mempertahankan kondisi yang konstan
3.      Melihat efek dari perubahan atau variasi perubahan dalam sistem yang diamati.
Jadi, ahli psikologi melihat pengaruh eksperimental terhadap perubahan perilaku.
·         Variabel, adalah suatu kejadian atau kondisi yang dapat mempunyai nilai yang bebeda. Variabel terbagi menjadi dua yaitu, variabel independent (bebas) adalah seperangkat kondisi yang diseleksi oleh seorang eksperimenter untuk melihat apakah akan mempunyai suatu pengaruh terhadap perilaku, Kondisi itu bisa berupa hadirnya suatu stimulus. Variabel dependent (terikat) adalah perilaku dari orang atau binatang dalam eksperimen. Suatu variabel terikat dalam eksperimen mungkin bisa respon seseorang terhadap suatu stimulus, suatu skor test, suatu catatan verbal tentang suatu kejadian di dalam lingkungan. Disebut variabel terikat karena nilai variabel tersebut tergantung pada variabel bebas.
Variabel bebas adalah salah satu yang diharapkan menghasilkan perubahan dalam variabel tergantung. Contohnya, menurut hipotesa berikut :
1.      Memperkaya lingkungan anak-anak dengan buku-buku dan mainan-mainan khusus akan meningkatkan skor mereka dalam tes intelegensi.

4
2.      Memberi latihan dalam bagaimana bermeditasi akan meningkatkan ketrampilan mereka sebagai pemain tenis.
Pengkayaan lingkungan dan latihan meditasi adalah
variabel bebas, sedangkan perubahan dalam skor tes dan ketrampilan tenis adalah variabel terikat.
·         Control, adalah penting bahwa hanya variabel-variabel bebas tertentu diijinkan untuk berubah. Faktor-faktor lain dari variabel bebas yang mungkin mempengaruhi variabel terikat tergantung harus diusahakan tetap konstan. Dalam suatu eksperimen, kita harus mengontrol kondisi-kondisi yang akan memberi hasil yang salah.
·         Replikasi, adalah penting bahwa eksperimen dapat diulang, atau kata lain, dilakukan replikasi. Contohnya, dalam pelajaran kimia, kita dapat mendemonstrasikan bahwa air dibuat dari hidrogen dan oksigen dengan membakar hidrogen dan mengumpulkan air yang dihasilkan. Orang lain dengan peralatan yang memadai dapat melakukan eksperimen ini, dan itu telah dilakukan berkali-kali.
Keterbatasan dari Metode Eksperimen, pertama metode ini tidak selalu dapat digunakan, khususnya bila eksperimen berbahaya bagi subyeknya. Kedua, metode ini terbatas dalam penerapanya. Ketiga, metode ini kadang-kadang bercampur dengan hal-hal lain yang sedang diukur. Contohnya suatu eksperimen dalam situasi kelelahan.





5
2.2.2.      Observasi
    Observasi adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
Setelah pengambilan observasi, ahli psikologi dapat mempergunakan hukum-hukum logika tertentu, mencoba menyimpulkan sebab-sebab perilaku yang dipelajari tidak dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
Setelah pengambilan observasi, ahli psikologi dapat mempergunakan hukum-hukum logika tertentu, mencoba menyimpulkan sebab-sebab perilaku yang dipelajari.
1.      Menguraikan Perilaku
  Yaitu bagaimana perilaku itu terjadi secara alamiah. Apa yang orang lakukan, dapatkah berbagai perilaku diklasifikasi dalam cara yang sitematis, bagaimana orang berbeda dalam perilaku mereka.
Morgan (1987) menerangkan bahwa perilaku dikelompokan dalam dua pola. Yang pertama berisi tentang membawa satu buku dengan membelitkan atau melilitkan dilengan bawah dan menyangga buku ketubuh (letak buku vertikal). Yang kedua adalah membawa buku kesebelah tubuh dengan letak buku horisontal. Antara 90%-95% dari wanita membawa buku dengan pola I dan 90%-95% dari pria membawa buku dengan pola II.





6
2.      Dari deskripsi ke sebab-sebab
Penemuan sebab-sebab perilaku dari sejumlah observasi disebut inductive reasoning atau menetapkan prinsip-prinsip umum dari contoh khusus. Untuk mencoba menemukan penyebab suatu perilaku.

2.2.3.      Klinis
 Metode ini mengkombinasikan ciri-ciri dari observasi klinis, eksperimen, dan observasi sistematis. Bekerja dengan kasus individual, dengan cara mengobservasi pasiennya, Sigmund Freud menemukan bahwa mimpi sering merefleksikan keinginan tidak sadar yang kuat dari seseorang. Tetapi observasi klinis seringkali tidak memberi banyak informasi ilmiah.
   Kadang observasi itu hasilnya terlalu subyektif, kasual, tidak terkontrol, dan kurang dalam pengukuran yang tepat.
 Dari sudut pandang ilmiah, mungkin nilai terbesar observasi klinis adalah bahwa hasil observasi itu menyarankan gagasan-gagasan yang bermanfaat yang dapat diteliti lebih lanjut dengan metode eksperimen dan observasi sistematis.

 2.2.4  Wawancara (interview)
Ada beberapa macam wawancara yaitu:
1.             Wawancara Bebas, yaitu pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh pewawancara yang diwawancarai.
2.             Wawancara Terarah, yaitu dalam melakukan wawancara, sipewawancara mempunyai arahan, tuntunan yang telah dipersiapkan oleh peneliti.

7
3.             Wawancara Terbuka, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh peneliti, namun jawabanya dapat diberikan bebas oleh orang yang diwawancarai atau disebut juga dengan tidak terika
4.             Wawancara Tertutup, yaitu pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan dan jawaban-jawabanpun telah disediakan oleh peneliti. Misalnya orang yang diwawancarai hanya memilih ya atau tidak, setuju atau tidak setuju atas jawaban yang telah disediakan oleh pewawancara.

2.2.5.      Sejarah Kehidupan
    Sejarah kehidupan merupakan sumber data untuk mengenal orang yang diteliti. Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 (dua) cara, yaitu:
a.    Pembuatan Buku Harian.
b.    Rekonstruksi Biografi, yaitu mengumpulkan data riwayat hidup orang yang diteliti, kemudian disusun menjadi biografi. Data sejarah hidup didapatkan melalui wawancara dengan orang yang bersangkutan, yang disebut juga dengan auto anamnesis. Dan wawancara dengan orang-orang lain yang kenal oleh orang yang diteliti tersebut, misalnya orangtua dari orang tua yang diteliti, saudara-saudaranya, teman-temanNya, dan sebagainya atau disebut juga dengan allo anamnesis.

2.2.6.      Angket (Quesioner)
    Metode angket atau quesioner dengan menggunakan daftar pertnyaan yang harus dijawab oleh orang yang diteliti. Metode angket ini disebut juga dengan wawancara Tertulis. Pertanyaan-pertnyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembar-lembar pertnyaan. Orang yang akan diteliti, tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan dan memberi jawaban secara tertulis dalam kolom-kolom yang sudah disediakan.


8
2.2.7.      Pemeriksaan Psikologis
Pemeriksaan Psikologis disebut juga dengan Psikotes. Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik yang hanya dapat digunakan oleh ahli yang benar-benar terlatih. Alat-alat ini dapat digunakan untuk mengukur dan mengetahui taraf  kecerdasan, arah minat, sikap, struktur, kepribadian, dan lain-lain. Didalam buku “Mengenal Psikologi For Beginner”, menyatakan bahwa METODOLOGI, adalah ilmu yang mempelajari metode penelitian. Ada dua aspek dalam hal ini, yaitu:
a.    Karena pertimbangan praktis tentang metode penelitian yang harus digunakan.
b.    Karena pertanyaan filosofis tentang sifat ilmu pengetahuan.
Mclntyre (1972) mengamati anak-anak usia 2-4 tahun dengan mengukur tingkat agresinya. Kemungkinan kesimpulannya bahwa pada usia muda, anak laki-laki lebih agresif dibandingkan dengan anak perempuan. Hal ini mendukung teori umum bahwa laki-laki lebih agresif dari pada anak perempuan (Maccoby dan Jacklin, 1974). Namun, ada variabel diluar kendali peneliti yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut, seperti disiplin orangtua, buku yang dibaca, melihat televisi dan film yang ditonton.
2.2.8.      Survei
   Metode ini melibatkan pengukuran banyak orang dan biasanya menggunakan Angket dan Wawancara. Biasanya meneliti tentang SIKAP, misalnya salah satu pernyataan: “Persahabatan dan kasih sayang lebih penting dari pada seks dalam perkawinan atau dalam suatu hubungan. Kesimpulannya: Mungkin yang paling penting diperhatikan, mengingat banyak media massa yang menekankan bahwa seks itu penting (Brunt, 1982), mayoritas responden tidak memandang seks sebagai hal yang paling penting dalam perkawinan atau dalam hubungan kasih.

9
2.2.9.      Studi Kasus
   Adalah cerita terperinci tentang seorang atau kelompok kecil, misalnya keluarga. Olive Sacks (1970) dengan kasusnya tentatng “Dr. P”, dia seorang musisi berpendidikan yang tinggi dan ternama. Tragisnya, musisi ini tidak mampu mengenali orang atau benda karena kerusakan otak saat dia dewasa. Studi kasus syaraf seperti ini dapat mengungkap banyak tentang otak. Dalam kasus ini tentang bagaimana beberapa bagian tertentu dari otak mengendalikan visualisasi, pengenalan dan pengingatan.
Oleh karena itu, studi kasus sangat berguna oleh Psikologi Kognitif dan Psikoanalisis.

2.2.10.  Korelasi
Adalah pengukuran hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada tiga tipe korelasi, yaitu Korelasi Positif, Korelasi Negatif dan Korelasi Nol.
Korelasi Positif, berarti apabila salah satu variabel meningkat, maka variabel lainnya ikut meningkat, misalnya kembar identik diukur kecerdasannya. Korelasi Negatif, berarti apabila salah satu variabelnya meningkat, maka variabel lainya menurun, misalnya semakin tua seseorang, semakin sedikit rambut kepalanya. Korelasi Nol/Tidak Ada, berarti tidak ada hubungan, baik positif maupun negatif, misalnya antara orang yang berpakaian rapi dengan kecerdasannya.









10
























1 komentar:

  1. perkenalkan saya indah larasati, kampus nusamandiri jaksel,saya sedang dalam pembuatan skripsi,, kalau boleh saya mau konsultasi tentang psikologi untuk bahan skripsi,

    BalasHapus