. Pengertian Psikologi
Ditinjau
dari segi ilmu bahasa, kata psikologi berasal dari kata psyche artinya jiwa dan
logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang
jiwa atau ilmu jiwa. Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dengan pendekatan
ilmiah dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah)
yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental,
aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.
2.2. Metode Penelitian Dalam Psikologi
Diantara
metode-metode dalam psikologi adalah sebagai berikut:
2.2.1. Eksperimen
Metode
Eksperimental ini mencari hukum-hukum berbagai tingkah laku yang dilakukan di dalam
laboratorium psikologi. Penekanan pada metode eksperimental ini tertuju pada
eksperimenter (pelaku eksperimen) dalam melakukan eksperimen harus menguasai
situasi, artinya bahwa situasi dalam eksperimen adalah sengaja dibuat. Ide
dasar dibalik metode eksperimen adalah metode yang terus terang, metode
eksperimen mempunyai rumusan suatu hipotesa yang dapat diuji, artinya meneliti
kejadian-kejadian yang dapat diamati.
3
Seorang
eksperimenter melakukan suatu eksperimen :
1. Mengubah
atau menvariasi kejadian-kejadian yang dihipotesakan mempunyai suatu efek.
2. Mempertahankan
kondisi yang konstan
3. Melihat
efek dari perubahan atau variasi perubahan dalam sistem yang diamati.
Jadi, ahli psikologi
melihat pengaruh eksperimental terhadap perubahan perilaku.
·
Variabel, adalah suatu
kejadian atau kondisi yang dapat mempunyai nilai yang bebeda. Variabel terbagi
menjadi dua yaitu, variabel independent
(bebas) adalah seperangkat kondisi yang diseleksi oleh seorang eksperimenter
untuk melihat apakah akan mempunyai suatu pengaruh terhadap perilaku, Kondisi
itu bisa berupa hadirnya suatu stimulus. Variabel
dependent (terikat) adalah perilaku dari orang atau binatang dalam
eksperimen. Suatu variabel terikat dalam eksperimen mungkin bisa respon
seseorang terhadap suatu stimulus, suatu skor test, suatu catatan verbal
tentang suatu kejadian di dalam lingkungan. Disebut variabel terikat karena
nilai variabel tersebut tergantung pada variabel bebas.
Variabel bebas adalah
salah satu yang diharapkan menghasilkan perubahan dalam variabel tergantung.
Contohnya, menurut hipotesa berikut :
1. Memperkaya
lingkungan anak-anak dengan buku-buku dan mainan-mainan khusus akan
meningkatkan skor mereka dalam tes intelegensi.
4
2. Memberi
latihan dalam bagaimana bermeditasi akan meningkatkan ketrampilan mereka
sebagai pemain tenis.
Pengkayaan lingkungan
dan latihan meditasi adalah
variabel bebas, sedangkan
perubahan dalam skor tes dan ketrampilan tenis adalah variabel terikat.
·
Control, adalah penting
bahwa hanya variabel-variabel bebas tertentu diijinkan untuk berubah.
Faktor-faktor lain dari variabel bebas yang mungkin mempengaruhi variabel
terikat tergantung harus diusahakan tetap konstan. Dalam suatu eksperimen, kita
harus mengontrol kondisi-kondisi yang akan memberi hasil yang salah.
·
Replikasi, adalah
penting bahwa eksperimen dapat diulang, atau kata lain, dilakukan replikasi.
Contohnya, dalam pelajaran kimia, kita dapat mendemonstrasikan bahwa air dibuat
dari hidrogen dan oksigen dengan membakar hidrogen dan mengumpulkan air yang
dihasilkan. Orang lain dengan peralatan yang memadai dapat melakukan eksperimen
ini, dan itu telah dilakukan berkali-kali.
Keterbatasan dari
Metode Eksperimen, pertama metode ini tidak selalu dapat digunakan, khususnya
bila eksperimen berbahaya bagi subyeknya. Kedua, metode ini terbatas dalam
penerapanya. Ketiga, metode ini kadang-kadang bercampur dengan hal-hal lain
yang sedang diukur. Contohnya suatu eksperimen dalam situasi kelelahan.
5
2.2.2. Observasi
Observasi
adalah mengamati situasi yang ada, situasi yang terjadi secara spontan, tidak
dibuat-buat, yang disebut juga dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam
(alamiah). Dan hasil pengamatan dicatat dengan teliti untuk diambil
kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
Setelah pengambilan observasi, ahli
psikologi dapat mempergunakan hukum-hukum logika tertentu, mencoba menyimpulkan
sebab-sebab perilaku yang dipelajari tidak dibuat-buat, yang disebut juga
dengan situasi yang sesuai dengan kehendak alam (alamiah). Dan hasil pengamatan
dicatat dengan teliti untuk diambil kesimpulan-kesimpulan umum dan khusus.
Setelah pengambilan observasi, ahli
psikologi dapat mempergunakan hukum-hukum logika tertentu, mencoba menyimpulkan
sebab-sebab perilaku yang dipelajari.
1. Menguraikan
Perilaku
Yaitu bagaimana perilaku itu terjadi secara
alamiah. Apa yang orang lakukan, dapatkah berbagai perilaku diklasifikasi dalam
cara yang sitematis, bagaimana orang berbeda dalam perilaku mereka.
Morgan
(1987) menerangkan bahwa perilaku dikelompokan dalam dua pola. Yang pertama
berisi tentang membawa satu buku dengan membelitkan atau melilitkan dilengan
bawah dan menyangga buku ketubuh (letak buku vertikal). Yang kedua adalah
membawa buku kesebelah tubuh dengan letak buku horisontal. Antara 90%-95% dari
wanita membawa buku dengan pola I dan 90%-95% dari pria membawa buku dengan
pola II.
6
2. Dari
deskripsi ke sebab-sebab
Penemuan
sebab-sebab perilaku dari sejumlah observasi disebut inductive reasoning atau menetapkan prinsip-prinsip umum dari
contoh khusus. Untuk mencoba menemukan penyebab suatu perilaku.
2.2.3. Klinis
Metode ini mengkombinasikan ciri-ciri dari
observasi klinis, eksperimen, dan observasi sistematis. Bekerja dengan kasus
individual, dengan cara mengobservasi pasiennya, Sigmund Freud menemukan bahwa
mimpi sering merefleksikan keinginan tidak sadar yang kuat dari seseorang.
Tetapi observasi klinis seringkali tidak memberi banyak informasi ilmiah.
Kadang observasi itu hasilnya terlalu
subyektif, kasual, tidak terkontrol, dan kurang dalam pengukuran yang tepat.
Dari sudut pandang ilmiah, mungkin nilai
terbesar observasi klinis adalah bahwa hasil observasi itu menyarankan
gagasan-gagasan yang bermanfaat yang dapat diteliti lebih lanjut dengan metode
eksperimen dan observasi sistematis.
2.2.4 Wawancara
(interview)
Ada beberapa macam wawancara yaitu:
1.
Wawancara Bebas, yaitu
pertanyaan dan jawaban diberikan sebebas-bebasnya oleh pewawancara yang
diwawancarai.
2.
Wawancara Terarah,
yaitu dalam melakukan wawancara, sipewawancara mempunyai arahan, tuntunan yang
telah dipersiapkan oleh peneliti.
7
3.
Wawancara Terbuka,
yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah ditentukan oleh peneliti, namun
jawabanya dapat diberikan bebas oleh orang yang diwawancarai atau disebut juga
dengan tidak terika
4.
Wawancara Tertutup,
yaitu pertanyaan-pertanyaan sudah ditentukan dan jawaban-jawabanpun telah
disediakan oleh peneliti. Misalnya orang yang diwawancarai hanya memilih ya
atau tidak, setuju atau tidak setuju atas jawaban yang telah disediakan oleh
pewawancara.
2.2.5. Sejarah
Kehidupan
Sejarah kehidupan merupakan sumber data untuk
mengenal orang yang diteliti. Sejarah kehidupan dapat disusun melalui 2 (dua)
cara, yaitu:
a. Pembuatan
Buku Harian.
b.
Rekonstruksi Biografi,
yaitu mengumpulkan data riwayat hidup orang yang diteliti, kemudian disusun
menjadi biografi. Data sejarah hidup didapatkan melalui wawancara dengan orang
yang bersangkutan, yang disebut juga dengan auto
anamnesis. Dan wawancara dengan orang-orang lain yang kenal oleh orang yang
diteliti tersebut, misalnya orangtua dari orang tua yang diteliti,
saudara-saudaranya, teman-temanNya, dan sebagainya atau disebut juga dengan allo anamnesis.
2.2.6. Angket
(Quesioner)
Metode angket atau quesioner dengan
menggunakan daftar pertnyaan yang harus dijawab oleh orang yang diteliti.
Metode angket ini disebut juga dengan wawancara Tertulis. Pertanyaan-pertnyaan
sudah disusun secara tertulis dalam lembar-lembar pertnyaan. Orang yang akan
diteliti, tinggal membaca pertanyaan-pertanyaan dan memberi jawaban secara
tertulis dalam kolom-kolom yang sudah disediakan.
8
2.2.7. Pemeriksaan
Psikologis
Pemeriksaan
Psikologis disebut juga dengan Psikotes.
Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik yang hanya dapat digunakan
oleh ahli yang benar-benar terlatih. Alat-alat ini dapat digunakan untuk
mengukur dan mengetahui taraf
kecerdasan, arah minat, sikap, struktur, kepribadian, dan lain-lain.
Didalam buku “Mengenal Psikologi For
Beginner”, menyatakan bahwa METODOLOGI, adalah ilmu yang mempelajari metode
penelitian. Ada dua aspek dalam hal ini, yaitu:
a.
Karena pertimbangan
praktis tentang metode penelitian yang harus digunakan.
b. Karena
pertanyaan filosofis tentang sifat ilmu pengetahuan.
Mclntyre (1972) mengamati anak-anak
usia 2-4 tahun dengan mengukur tingkat agresinya. Kemungkinan kesimpulannya
bahwa pada usia muda, anak laki-laki lebih agresif dibandingkan dengan anak
perempuan. Hal ini mendukung teori umum bahwa laki-laki lebih agresif dari pada
anak perempuan (Maccoby dan Jacklin, 1974). Namun, ada variabel diluar kendali
peneliti yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut, seperti disiplin
orangtua, buku yang dibaca, melihat televisi dan film yang ditonton.
2.2.8. Survei
Metode ini melibatkan pengukuran banyak
orang dan biasanya menggunakan Angket dan Wawancara. Biasanya meneliti tentang
SIKAP, misalnya salah satu pernyataan: “Persahabatan dan kasih sayang lebih
penting dari pada seks dalam perkawinan atau dalam suatu hubungan.
Kesimpulannya: Mungkin yang paling penting diperhatikan, mengingat banyak media
massa yang menekankan bahwa seks itu penting (Brunt, 1982), mayoritas responden
tidak memandang seks sebagai hal yang paling penting dalam perkawinan atau
dalam hubungan kasih.
9
2.2.9. Studi
Kasus
Adalah cerita terperinci tentang seorang
atau kelompok kecil, misalnya keluarga. Olive Sacks (1970) dengan kasusnya
tentatng “Dr. P”, dia seorang musisi berpendidikan yang tinggi dan ternama.
Tragisnya, musisi ini tidak mampu mengenali orang atau benda karena kerusakan
otak saat dia dewasa. Studi kasus syaraf seperti ini dapat mengungkap banyak
tentang otak. Dalam kasus ini tentang bagaimana beberapa bagian tertentu dari
otak mengendalikan visualisasi, pengenalan dan pengingatan.
Oleh
karena itu, studi kasus sangat berguna oleh Psikologi Kognitif dan
Psikoanalisis.
2.2.10. Korelasi
Adalah
pengukuran hubungan antara dua variabel atau lebih. Ada tiga tipe korelasi,
yaitu Korelasi Positif, Korelasi Negatif
dan Korelasi Nol.
Korelasi
Positif,
berarti apabila salah satu variabel meningkat, maka
variabel lainnya ikut meningkat, misalnya kembar identik diukur kecerdasannya. Korelasi
Negatif, berarti apabila salah satu variabelnya meningkat, maka variabel
lainya menurun, misalnya semakin tua seseorang, semakin sedikit rambut
kepalanya. Korelasi Nol/Tidak Ada,
berarti tidak ada hubungan, baik positif maupun negatif, misalnya antara
orang yang berpakaian rapi dengan kecerdasannya.
10
perkenalkan saya indah larasati, kampus nusamandiri jaksel,saya sedang dalam pembuatan skripsi,, kalau boleh saya mau konsultasi tentang psikologi untuk bahan skripsi,
BalasHapus